Paper Kultur Jaringan



MENGENAL KULTUR JARINGAN DAN PENERAPANNYA DALAM KEHIDUPAN
PAPER
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Madrasah (UM) dan Ujian Nasional (UN)
Madrasah Aliyah Negeri Darussalam Ciamis-Jawa Barat

Disusun Oleh :
Aji Jamaludin Bahari
NIS. 1213.10.009
Jurusan : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
MADRASAH ALIYAH NEGERI DARUSSALAM
CIAMIS-JAWA BARAT
2014/2015


LEMBAR PENGESAHAN

PAPER

Diajukan sebagai salah satu syarat
untuk mengikuti Ujian Madrasah (UM) dan Ujian Nasional (UN)
Madrasah Aliyah Negeri Darussalam
Ciamis-Jawa Barat

Disusun Oleh:
Aji Jamaludin Bahari
NIS. 1213.10.009
Program Ilmu Penngetahuan Alam
Menyetujui,

Biro Paper,


Jamiludin Hidayat, S.Pd., M.Sc
NIP. -
Pembimbing Paper,


Drs. Ahmad Saepullah, M.Pd.I
NIP. 19670601199403 2 003

Mengetahui,
Kepala Madrasah


Dra. Hj. Eulis Fadilah Jauhar Nafisah, M.Pd.I
NIP. 19570421198303 2 003


LEMBAR PENGUJI

Paper initelahdisetujuidanmemenuhisyarat
untukmengikutiUjianMadrasah (UM)danUjian Nasional (UN)
Madrasah Aliyah Negeri Darussalam Ciamis-Jawa Barat

MENGENAL KULTUR JARINGAN DAN PENERAPANNYA DALAM KEHIDUPAN

Disusun oleh :

Aji Jamaludin Bahari
NIS : 1213.10.009

Menyetujui,
Penguji,


H. Wawan Khoerul A., S.Ag., M.Pd.
NIP.19740706 200710 1 003

Mengetahui,
Kepala MAN Darussalam,


Dra.Hj. Eulis Fadilah Jauhar Nafisah,M.Pd.I
NIP.195704211983032003


KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kami nikmat iman, kesehatan, serta keselamatan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas paper yang berjudul “Mengenal Kultur Jaringan dan Penerapannya Dalam Kehidupan”.
 Dengan segala kemurahan hati dan tanpa mengurangi rasa hormat, penulis menyampaikan ucapan terimakasih atas segala partisipasi, bantuan, serta dorongan guna tersusunnya paper ini khususnya kepada:
1.      Bapak KH. DR. Fadlil Munawwar Mansyur, M.S., selaku Bapak Pengasuh Pondok Pesantren Darussalam Ciamis-Jawa Barat.
2.      Ibu Dra. Hj. Eulis Fadilah Jauhar Nafisah,M.Pd.I, selaku Ibu Kepala Madrasah Aliyan Negeri Darussalam Ciamis - Jawa Barat.
3.      Bapak Jamiludin,S.Pd., M.Sc selaku wali kelas XII IPA Pa MAN Darussalam Ciamis, sekaligus selaku biro paper.
4.      Bapak Drs. Ahmad Saepullah, M.Pd.I selaku pembimbing paper yang sudah membimbing kami dalam proses pembuatan paper yang sederhana ini.
5.      Segenap dewan guru yang telah mendidik, mengajar dan mentransfer ilmunya dengan sabar dan ikhlas kepada penulis khususnya dan kepada anak-anak didiknya selama di Darussalam.
6.      Ayahanda dan Ibunda serta kakak-kakakku tercinta yang telah memberi semangat dan do’a serta dukungan moril dan meteril.
7.      Rekan seperjuangan dan seseorang yang selalu menjadi motivasi serta mendampingi selama tinggal di Darussalam.
            Paper  ini berisi 4 bab yakni bab 1 berupa pendahuluan yang merupakan latar belakang dari kultur jaringan. Bab 2 berupa landasan teoritisyaitu gambaran umum dari kultur jaringan. Bab 3 berupa  pembahasan dari  pengertian kultur jaringan, media serta alat yang digunakan dalam kultur jaringan,penerapan kultur jaringan serta manfaat dari kultur jaringan tumbuhan. Dan bab 4 berupa kesimpulan yang berupa ringkasan dari pembahasan dan saran.
            Harapan  kami semoga paper ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi paper ini dan semoga kedepannya dapat lebih baik. Saya menyadari bahwa paper ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan demi kesempurnaan paper ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan paper ini.


                                                                                    Ciamis, 03 Januari 2015

Penulis


DAFTAR ISI
                                                                                                                     Halaman
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................... ........ i
LEMBAR PENGUJI............................................................................................ ii
KATA PENGANTAR....................................................................................      iii
DAFTAR ISI.................................................................................................. .       v

BAB I  PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................... .       1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................. .       1
1.3 Tujuan................................................................................................... .       2
1.4 Batasan Masalah................................................................................... .       2
1.5 Metodologi Penelitian.......................................................................... .       2

BAB II LANDASAN TEORITIS
2.1 Sejarah Kultur Jaringan Tumbuhan...................................................... .       4
2.2 Landasan Kultur Jaringan Tumbuhan................................................... .       5

BAB III PEMBAHASAN MASALAH
3.1 Pengertian Kultur Jaringan Tumbuhan................................................. .       6
3.2Media Kultur Jaringan Tumbuhan......................................................... .       7
3.3 Hormon Kultur Jaringan Tumbuhan..................................................... .       8
3.4 Langkah-Langkah Teknik Kultur Jaringan Tumbuhan......................... .       9
3.5 Tahapan Pelaksanaan Kultur Jaringan Dalam Kehidupan.................... ..... 10
3.6 Masalah Pada Kultur Jaringan Tumbuhan............................................ ..... 11
3.7 Kelebihan dan Kelemahan Pada Kultur Jaringan Tumbuhan............... ..... 12
3.8 Manfaat Kultur Jaringan Tumbuhan..................................................... ..... 12

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan........................................................................................... .     14
4.2 Saran..................................................................................................... .     14

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... .     15
RIWAYAT PENULIS................................................................................... ..... 16


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Upaya pelestarian tanaman langka perlu didukung oleh semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat. Kita pun dapat ikut serta melestarikan tanaman langka melalui pembudidayaan tanaman yang kita lakukan sendiri. Budidaya tanaman yang dapat kita lakukan adalah perbanyakan tanaman dengan biji (secara generatif), atau dengan cara vegetatif buatan, yaitu menyetek, mencangkok, dan kultur jaringan. Namun saya lebih tertarik untuk membahas masalah mengenai kultur jaringan.
            Perkembangan bioteknologi salah satunya adalah kultur jaringan, yang hingga sekarang berkembang begitu cepat dan signifikan. Apa dasar utama yang menjadikan kultur jaringan berkembang dengan cepat? Salah satunya  adalah teknik pemakaian kultur jaringan yang hanya menggunakan bagian sel tumbuhan, maka akan didapatkan tanaman yang sempurna yang dapat melakukan reproduksi. Jadi sebenarnya apa yang dimaksud dengan kultur jaringan? Kultur Jaringan merupakan suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tumbuhan seperti protoplasma sel, jaringan atau organ yang serba steril, ditumbuhkan pada media buatan yang steril dalam botol kultur yang steril dan dalam kondisi yang aseptik, sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman yang lengkap. Beberapa teknik dalam kultur jaringan menuntut syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi dalam pelaksanaanya, dan syarat pokok kultur jaringan adalah laboratorium dengan segala fasilitasnya berupa alat-alat kerja, sarana pendukung terciptanya kondisi aseptik terkendali dan fasilitas dasar seperti air, listrik maupun bahan bakar.
1.2 Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah pengertian kultur jaringan?
2.      Bagaimana tahapandan media serta alat yang digunakan dalam kultur jaringan tumbuhan?
3.      Bagaimanakeuntungan dan kerugian dari kultur jaringan tumbuhan?
4.      Bagaimana manfaat kultur jaringan bagi kehidupan?
1.3 Tujuan
1.      Mengetahui pengertian kultur jaringan.
2.      Mengetahui teknik dan media serta alat yang digunakan dalam kultur jaringan tumbuhan.
3.      Mengetahuikeuntungan dan kerugian dari kultur jaringan tumbuhan.
4.      Mengetahui manfaat kultur jaringan dalam kehidupan.
1.4 Batasan Masalah
Agar tidak menyimpang dari permasalahan dan dapat mencapai sasaran yang diharapkan, maka penulis membatasi permasalahan pada pengenalan dasar pada kultur jaringan.
Paper ini hanya akan menelusuri salah satu contoh dari bioteknologi modern yaitu kultur jaringan, yang akan di bahas disini hanya mencakup maksud dari kultur jaringan itu sendiri dan hal-hal yang berkaitan dengan kultur jaringan.
1.5 Metodologi Penelitian
Metode yang di pakai dalam karya tulis ini adalah Metode Studi Referensi yaitu metode yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka yang berhubungan dengan alat, baik berupa buku maupun informasi di internet. Dalam metode yang penulis lakukan, penulis mengumpulkan berbagai referensi yang tepat dengan permasalahan yang terkait, sumbernya di dapat dari buku-buku dan sebagian informasi dari internet.


BAB II
LANDASAN TEORITIS

Kultur jaringan merupakan salah satu cara untuk memperbanyak tanaman secara vegetatif buatan dengan mengisolasi bagian tanaman seperti protoplama, sel jaringan, atau organ, serta menumbuhkannya dalam kondisi aseptik untuk keperluan yang ada kaitannya dengan agrobisnis dan upaya konservasi tumbuhan langka. Dengan kultur jaringan dapat menghasilkan bibit tumbuhan yang banyak dan memiliki keseragaman tinggi dalam waktu yang bersamaan.
            Teori yang mendasari kultur jaringan adalah teori totipotensi. Menurut teori ini, setiap sel tumbuhan memiliki kemampuan untuk tumbuh menjadi individu baru apabila ditempatkan pada lingkungan yang sesuai. Totipotensi tumbuhan membuat sel tumbuhan dalam proses kultur jaringan dapat berkembang menjadi tumbuhan lengkap jika ditumbuhkan pada kondisi yang tepat.
            Kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, misalnya laboratorium khusus kultur jaringan (D.A. Pratiwi, Sri Maryanti, Srikini, Suharno, Bambang S, 2007). Selain tempat, alat, dan bahan, orang yang akan melakukan kultur jaringanpun harus steril untuk memperbesar keberhasilan kultur jaringan.
            Berbagai bagian tanaman dapat di gunakan sebagai eksplan dalam kultur jaringan (D.A. Pratiwi, Sri Maryanti, Srikini, Suharno, Bambang S, 2007). Banyak bagian tumbuhan yang dapat dikultur jaringan misalnya ujung akar, tunas dan daun muda.
            Prosedur kultur jaringan ada 4 yaitu persiapan, pengambilan dan perawatan eksplan, pengocokan, dan media (D.A. Pratiwi, Sri Maryanti, Srikini, Suharno, Bambang S, 2007).
            Aplikasi kultur jaringan dibidang pertanian antara lain meliputi produksi tanaman bebas patogen, produksi bahan-bahan farmasi, pelestarian plasma nutfah, pelestarian tanaman dan rekayasa genetika, serta perbanyakan (mikro propagasi) klonal tanaman dengan cepat.
            Manfaat yang diperoleh dari kultur jaringan adalah diperolehnya keturunan dalam jumlah yang sangat banyak dalam waktu yang relatif singkat dan memiliki sifat yang sama dengan induknya. Biasanya produk kultur jaringan memiliki keseragaman bentuk dan tinggi serta masa panen yang sama, sehingga lebih menguntungkan bagi para petani yang memanfaatkan kultur jaringan. Selain bermanfaat, bioteknologi juga dapat berdampak negatif terhadap lingkungan, social ekonomi maupun kesehatan.

2.1 Sejarah Kultur Jaringan
Orang yang berhasil melakukan kultur jaringan tumbuhan yaitu :
1.      Tahun 1904 Hannig melakukan kultur embrio pada tanaman cruciferae.
2.      Tahun 1922Knudson berhasil mengecambahkan anggrek secara invitro.
3.      Tahun 1922 Robbins mengkulturkan ujung akar secara invitro.
4.      Tahun 1939 Skoog dkk telah menemukan sitokinin dan orang pertama yang sukses dalam melakukan kultur jaringan.
5.      Tahun 1940 Gautheret melakukan kultur jaringan kambium secara invitro pada tanaman Ulmus untuk studi pembentukan tunas adventif.
6.      Tahun 1941 Van Overbeek menggunakan air kelapa untuk campuran media dalam kultur Datura.
7.      Tahun 1944 Skoog membentuk tunas adventif pertama pada kultur tembakau secara invitro.
8.      Tahun 1946 Ball melakukan proses penanaman lengkap pertama dapat dihasilkan dari eksplan kultur tunas ujung pada Lupinus dan Tropaeolum.
9.      Tahun 1954 Muir berhasil menumbuhkan tanaman lengkap dari kultur sel tunggal.
10.  Tahun 1955 Miller dkk  menemukan kinetin yang dapat memacu pembelahan sel.
11.  Tahun 1964 Guha dapat memproduksi tanaman haploid pertama.
12.  Tahun 1971 Takebe melakukan penanaman lengkap dihasilkan dari eksplan protoplas.

2.2 Landasan Kultur Jaringan
            Landasan kultur jaringan didasarkan atas tiga kemampuan dasar dari tanaman, yaitu:
1. Totipotensi adalah potensi atau kemampuan dari sebuah sel untuk tumbuh dan berkembang menjadi tanaman secara utuh jika distimulasi dengar benar dan sesuai. Implikasi dari totipotensi adalah bahwa semua informasi tentang pertumbuhan dan perkembangan suatu organisme terdapat di dalam sel. Walaupun secara teoritis seluruh sel bersifat totipotensi, tetapi yang mengekspresikan keberhasilan terbaik adalah sel yang meristematik.
2. Rediferensiasi adalah kemampuan sel-sel masak (mature) kembali menjadi ke kondisi meristematik dan dan berkembang dari satu titik pertumbuhan baru yang diikuti oleh rediferensiasi yang mampu melakukan reorganisasi manjadi organ baru.
3. Kompetensi menggambarkan potensi endogen dari sel atau jaringan untuk tumbuh dan berkembang dalam satu jalur tertentu. Contohnya embrioagenikali kompeten sel adalah kemampuan untuk berkembang menjadi embrio fungsional penuh. Sebaliknya adalah non-kompeten atau morfogenetikali tidak mempunyai kemampuan.





BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Kultur Jaringan
                Kultur jaringan merupakan cara perbanyakan tumbuhan secara invitro. Perbanyakan invitro adalah penanaman jaringan atau organ tumbuhan diluar lingkungan tumbuhnya.
            Melalui kultur jaringan ini, jaringan tumbuhan diambil sedikit, lalu ditumbuhkan dalam media buatan sehingga tumbuh menjadi tanaman sempurna. Kultur jaringan dilakukan berdasarkan pada prinsip totipotensi. Menurut prinsip totipotensi setiap sel tumbuhan mengandung semua informasi genetik yang diperlukan untuk tumbuh dan berkembang menjadi tanaman lengkap.
            Teknik kultur jaringan tidak dapat dilakukan disembarang tempat. Teknik ini harus dilakukan di dalam ruangan khusus yang steril agar terbebas dari kontaminasi udara luar. Kultur jaringan dilakukan didalam suatu laboratorium khusus yang digunakan untuk kultur jaringan. Laboratorium berfungsi untuk mengkondisikan kultur dalam suhu dan pencahayaan terkontrol yang dilengkapi dengan alat dan bahan untuk pembuatan media.
            Pada dasarnya tumbuh-tumbuhan memiliki daya regenerasi yang kuat. Dasar inilah yang akhirnya menjadi titik tolak berkembangnya industri perbanyakan (propagansi) tanaman.
Bila sel-sel jaringan atau organ tanaman ditanam di luar lingkungan tumbuhnya (invitro) dengan menggunakan larutan bahan makanan sintetik ternyata dapat beregenerasi menjadi tunas dan akar yang selanjutnya dapat berkembang menjadi tanaman normal yang mampu hidup sendiri menjadi tanaman utuh.



3.2 Media Kultur Jaringan Tumbuhan
            Media kultur jaringan merupakan faktor penentu dalam perbanyakan kultur jaringan. Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media kultur yang baik seharusnya menyediakan  unsur hara baik makro maupun mikro, sumber vitamin dan asam amino. Sumber karbohidrat , zat pengatur tumbuh, senyawa organik sebagai tambahan seperti air kelapa, ekstrak buah, dll. Bahan pemadat berupa agar-agar dan gelrite dan juga menyediakan arang aktif untuk kasus  tertentu beberapa tanaman.
            Adapun media kultur jaringan adalah sebagai berikut :
1.      Garam-Garam Mineral
Garam-garam mineral merupakan gabungan unsur-unsur esensial makro dan mikro. Konsentrasi optimum dari tiap-tiap komponen untuk mencapai kecepatan pertumbuhan yang maksimal untuk berbagai tanaman sangatlah bervariasi.
a.       Unsur Makro
Merupakan unsur yang dibutuhkan dalam jumlah besar yang terdiri atas : C, H, O, N, S, P, K, Ca, dan Mg.
b.      Unsur Mikro
Merupakan unsur yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit yang terdiri atas : Cl, B, Mo, Mn, Cu, Fe, Zn, Co.
2.      Zat-Zat Organik
Zat-zat organik yang biasanya ditambahkan dalam media kultur jaringan adalah gula, asam amino, dan vitamin.
a.       Gula
Gula diberikan pada media kultur jaringan berfungsi untuk sumber energi yang diperlukan untuk induksi dan pertumbuhan sel, kalus, dan tunas tanaman.
b.      Asam Amino
Asam amino merupakan sumber N organik yang lebih cepat diambil daripada N anorganik didalam medium yang sama. Sumber N yang berbeda ini, akan memberikan pengaruh yang berbeda juga.
c.       Vitamin
Vitamin ditambahkan pada media untuk mempercepat pertumbuhan dan diferensiasi kalus, serta menurunkan stress tanaman/eksplan.
3.      Zat Pengatur Tumbuh
Merupakan komponen yang dibutuhkan untuk pembuatan media.
4.      Arang Aktif
Arang aktif merupakan arang yang dihasilkan dari proses pemanasan yang menggunakan uap atau udara yang panas. Bahan ini dapat mengabsorbsi berbagai bahan(zat). Banyak digunakan dalam medium inisiasi, regenasi, dan pengakaran tanaman kultur.
            Beberapa pengaruh zat arang aktif didalam kultur jaringan tumbuhan adalah :
a.       Mengabsorbsi senyawa toksik yang terdapat dalam media.
b.      Mengabsorbsi ZPT.
c.       Merangsang perakaran.
d.      Memacu pertumbuhan jumlah anakan.
5.      Bahan Pemadat
Bahan pemadat yang sering digunakan untuk kultur jaringan adalah agar-agar dan gerlite.

3.3 Hormon Kultur Jaringan Tumbuhan
            Adapun hormon yang terdapat pada kultur jaringan adalah sebagai berikut :
1.      Auksin
Auksin adalah hormon pertumbuhan yang pertama kali ditemukan. Tempat sintesis auksin ialah meristem apikal, misalnya ujung batang (tunas), daun muda, dan kuncup bunga. Auksin mempengaruhi pemanjangan batang, pertumbuhan akar, diferensiasi sel dan percabangan, dan pertumbuhan buah. Contoh auksin ialah IAA (indol asetat acid).
2.      Sitokinin
Sitokinin adalah hormon yang bersama auksin mempengaruhi pembelahan sel (sitokinesis). Sitokinin mempengaruhi pertumbuhan akar dan diferensiasi akar, mendorong pembelahan, pertumbuhan sel, perkecambahan dan pembungaan, serta menghambat penuaan. Contoh sitokinin ialah zeatin.
3.      Giberelin
Giberelin merupakan suatu zat yang diperoleh dari suatu jenis jamur yang hidup sebagai parasit, yaitu jamur Gibberella fujikuroi. Giberelin mempengaruhi perkecambahan biji dan tunas, pemanjangan batang, pertumbuhan daun, pembungaan dan perkembangan buah, mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi akar.
4.      Asam absisat
Asam absisat dapat menghambat pertumbuhan, menutup stomata selama kekurangan air, menunda pertumbuhan (dormansi).
5.      Gas etilen
Gas etilen dapat mendorong pemasakan buah, menyebabkan batang tumbuh menjadi tebal.

3.4 Langkah-Langkah Teknik Kultur Jaringan
            Kultur jaringan tumbuhan dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
a.    Menyiapkan media tumbuh yang terdiri atas campuran garam mineral berisi unsur makro dan mikro, asam amino, vitamin, gula serta hormon tumbuhan dengan perbandingan tertentu.
b.    Siapkan eksplan (jaringan yang akan dikultur).
c.     Tanamkan eksplan pada media yang telah disiapkan.
d.   Setelah terbentuk calon tumbuhan (akar, tunas) maka dipindahkan ke media tanah untuk tumbuh menjadi tanaman dewasa.
3.5  Tahapan Pelaksanaan Kultur Jaringan Dalam Kehidupan
Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan adalah:
1)   Pembuatan media
Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.  Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon.  Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar-agar, gula, dan lain-lain. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan.  Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca. Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf.
2)    Inisiasi
Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan. Bagian tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas.
3)    Sterilisasi
Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan.  Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga harus steril.
4)    Multiplikasi
Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada media. Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan.  Tabung reaksi yang telah ditanami ekplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di tempat yang steril dengan suhu kamar.
5)    Pengakaran
Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik.  Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan akar serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur. Eksplan yang terkontaminasi akan menunjukkan gejala seperti berwarna putih atau biru (disebabkan jamur) atau busuk (disebabkan bakteri).
6)    Aklimatisasi
Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptik ke bedeng. Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan sungkup. Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan hama penyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap serangan hama penyakit dan udara luar. Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya maka secara bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit generatif.

3.6  Masalah (Gangguan) Pada Kultur Jaringan
Gangguan kultur jaringan dapat menyebabkan kematian eksplan. Gangguan kultur jaringan secara umum dapat muncul dari bahan yang ditanam, lingkungan kultur maupun manusia yang melakukannya. Masalah yang muncul, antara lain :
1.      Kontaminasi oleh bakteri, jamur, virus, dan lain-lain. Agar terhindar dari kontaminasi maka langkah-langkah pelaksanaanya harus mengikuti prosedur yang benar dan dalam keadaan steril.
2.      Browning (pencoklatan), untuk mengatasinya dengan cara mengabsorbsi fenol penyebab pencoklatan dengan arang aktif.

3.7 Kelebihan dan Kekurangan Kultur Jaringan Tumbuhan
Kelebihan
1.      Bibit (hasil) yang didapat berjumlah banyak dan dalam waktu yang singkat.
2.      Sifat identik dengan induk.
3.      Dapat diperoleh sifat-sifat yang dikehendaki.
4.      Metabolit sekunder tanaman segera didapat tanpa perlu menunggu tanaman dewasa.
5.      Tidak memerlukan tempat yang luas.
Kerugian
  1. Bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap hama penyakit dan udara luar .
  2. Bagi orang tertentu, cara kultur jaringan dinilai mahal dan sulit.
  3. Membutuhkan modal ivestasi awal yang tinggi untuk bangunan (laboratorium khusus), peralatan dan perlengkapan.
  4. Diperlukan persiapan SDM yang handal untuk mengerjakan perbanyakan kultur jaringan agar dapat memperoleh hasil yg memuaskan.
  5. Produk kultur jaringan pada akarnya kurang kokoh.
  6. Mahal. Karena harus dilakukan di dalam laboratorium dan menggunakan bahan kimia.

3.7  Manfaat Kultur Jaringan Bagi Kehidupan
Adapun manfaat dari kultur jaringan adalah sebagai berikut :
1.      Mendapatkan tanaman baru dalam jumlah banyak dalam waktu yang relatif singkat, yang mempunyai sifat fisiologi dan morfologi sama persis dengan induknya.
2.      Dapat diperoleh sifat-sifat tanaman yang dikehendaki.
3.      Metabolit sekunder tanaman segera didapat tanpa perlu menunggu tanaman  dewasa.
4.      Produksi tanaman bebas virus dengan teknik kultur meristem.
5.      Pelestarian plasma nutfah tanaman juga dapat dilakukan dengan teknik kultur jaringan dengan penyimpanan untuk jangka panjang.
6.      Untuk dapat menghasilkan tanaman dengan jumlah banyak dan beragam.
7.      Perbanyakan tanaman secara besar-besaran telah dibuktikan keberhasilannya pada perkebunan kelapa sawit dan tebu.
8.      Usaha yang paling tepat untuk melestarikan tanaman yang terancam punah.
9.      Kultur jaringan juga mempunyai manfaat yang besar dibidang farmasi, karena dari usaha ini dapat dihasilkan metabolit sekunder upaya untuk pembuatan obat-obatan.
10.  Melalui perbanyakan vegetatif dengan kultur jaringan ternyata juga berpengaruh terhadap devisa negara. Misalnya, dengan terlaksananya ekspor tanaman anggrek ke negara lain, maka akan menaikkan devisa negara dibidang pertanian.
11.  Pelaksanaannya tidak tergantung pada musim.
12.  Memiliki nilai ekonomis.


BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kultur jaringan atau budidaya in vitro adalah suatu  metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti protoplasma, sel, jaringan atau organ yang serba steril, ditumbuhkan pada media buatan yang steril, dalam botol kultur yang steril dan dalam kondisi yang aseptik, sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbayak diri dan beregenerasi menjadi tanaman yang lengkap.
4.2 Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan melalui paper ini adalah :
1.      Pembuatan media tanam harus dilakukan dengan teliti agar tanaman dapat tumbuh dengan baik,
2.      Sebaiknya penerapan kultur jaringan diperlukan pengawasan dari pihak yang ahli di bidangnya,
3.      Sterilisasi harus dilakukan dengan baik agar tidak terkontaminasi, dan
4.      Pemeliharaan eksplan harus diperhatikan dengan baik.


DAFTAR PUSTAKA

Budiati, Herni.2007.Biologi untuk SMA dan MA untuk kelas XII IPA.Surakarta:Gema Ilmu.
Pratiwi, D.A,dkk.2006.Biologi untuk SMA/MA kelas XII.Jakarta:Penerbit Erlangga.
Sri, Endang Lestari., Idun Kistinnah.2009.Biologi 2 Makhluk Hidup dan Lingkungan untuk SMA/MA Kelas XI.Jakarta:Pusat Perbukuan.
Syamsuri, Istamar.,dkk.2007.Biologi 2A untuk SMA kelas XI semester 1.Malang:Penerbit Erlangga.
Zulkarnaen. 2009. Kultur Jaringan Tanaman: Solusi Perbanyakan Tanaman Budi Daya. Jakarta: Bumi Aksara.



RIWAYAT PENULIS
Penulis bernama lengkap Aji Jamaludin Bahari lahir pada tanggal 06 Juli 1996 di Ciamis. Adalah putra dari Bapak Muhaemin Bunyamin dan Ibu Siti Aisyah Kholik. Tinggal di Dusun Guha RT.18/RW.07 Desa Handapherang Kecamatan Cijeungjing. Lahir dari keluarga sederhana namun berkeinginan untuk menjadi orang yang sukses dan berguna bagi orang lain.
Saya memiliki cita-cita menjadi seorang ilmuwan, penemu, pengusaha, dan masih banyak lagi cita-cita yang lain. Saya memiliki hobi berolahraga,mendengarkanmusik,rekreasi,menjelajah dan outbound.
Adapun riwayat pendidikan sebagai berikut :
1.      R.A Baitul Huda
2.      Madrasah Ibtidaiyah Handapherang
3.      Madrasah Tsanawiyah Negeri Cijeungjing
4.      Madrasah Aliyah Negeri Darussalam
Adapun riwayat berorganisasi sebagai berikut :
1.      Ketua OSIS MTs Negeri Cijeungjing
2.      Pengurus Palang Merah Remaja MTs Negeri Cijeungjing
3.      Pengurus MPK MAN Darussalam
Serta prestasi-prestasi yang pernah diraih yaitu :
1.      Juara 2 tahfidz al-qur’an se-Desa Handapherang
2.      Nilai UAMBN terbaik se-MI Handapherang
3.      Nilai UAMBN terbaik se-MTs Negeri Cijeungjing
4.      Juara 4 Olimpiade Biologi tingkat Madrasah Aliyah se-MK2MA Kabupaten Ciamis.

Komentar

Postingan Populer